“Yang
namanya manusia itu sangat penting untuk bertemu dan memilih bergaul dengan
siapa.” (Paman Park – Angels of Morning Star Club)
Angels of Morning Star Club by Lim Se Hyuk
Akhirnya
saya kembali setelah tidak menulis sama sekali selama satu tahun lebih. Sorry.
Ada hambatan skripsi dan pekerjaan serta segala tetek-bengek yang menyibukkan.
Kali ini saya akan membuat review novel Angels of Morning Star Club
karangan Lim Se Hyuk yang diterjemahkan oleh Penerbit Haru. Terbitnya sudah
lumayan lama, dan saya pun mulai membacanya sudah sejak tahun lalu. Tapi karena
satu dan lain hal saya baru menyelesaikannya tahun ini. I know it’s so damn
long.
Sinopsis
Namaku
Lim Hwi Chan. Seorang mantan narapidana yang sekarang menjadi penjaga toko yang
menyedihkan. Umurku 27 tahun dan aku suka menonton film thriller berulang-ulang
sampai 30 kali. Aku juga suka melampiaskan emosi dengan mengepel lantai yang
kotor gara-gara keteledoran para siswi yang makan mi instan dan kimchi
sembarangan di tokoku. Memang, aku tidak bisa disebut panutan, tapi juga tidak
bisa disebut sebagai pecundang hanya karena pernah dipenjara.
Aku
memang mantan narapidana, tapi aku muak selalu dicurigai. Aku hanya ingin
melupakan semua kenangan itu. Tapi, sepertinya seluruh dunia sudah terlanjur
mengecapku sebagai seorang “Mantan Narapidana” dan mereka menolakku.
Sampai
aku menemukan perkumpulan aneh bernama “Morning Star” yang malah mencari mantan
narapidana sebagai anggota. Sebenarnya, perkumpulan apa ini?
Angels of
Morning Star Club adalah novel fiksi yang ditulis oleh Lim Se Hyuk. Novel ini
diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Haru di tahun 2015. Novel ini
bercerita tentang kehidupan Lim Hwi Chan, sang tokoh utama, yang menjalani
kesehariannya setelah dia keluar dari penjara karena sebuah ‘kasus khusus’ yang
membuatnya di penjara. Kehidupan Hwi Chan dan sang kakak memang tidaklah mudah.
Dicap sebagai mantan narapidana, Hwi Chan selalu dipandang sebelah mata sama
sekali. Sampai akhirnya Hwi Chan menemukan sebuah perkumpulan aneh bernama “Morning
Star” yang mencari mantan narapidana sebagai anggotanya. Sejak bergabung dengan
klub ini, kehidupan Hwi Chan perlahan berubah haluan. Lalu bagaimana sebenarnya
ceritanya? Please kindly read the novel. Saya tidak mau menjadi pemberi spoiler.
Lebih baik para pembaca sekalian membaca sendiri novelnya. Oke?
First
Impression
Dari cover
novel ini bisa langsung diketahui apa garis besar ceritanya. Di cover-nya
terdapat dua sisi kehidupan si tokoh utama Lim Hwi Chan, yaitu saat berada di
penjara dan setelah keluar dari penjara. Buat COKROID yang menjadi design
cover, saya suka cover-nya.
![]() |
Cover versi Korea (sumber: google image) |
Jika dibandingkan dengan cover dalam
bahasa aslinya, saya lebih suka cover versi bahasa Indonesia. Di bagian
pojok atas terdapat tulisan K-Iyagi yang merupakan ciri khas dari novel
terjemahan Korea yang diterbitkan Penerbit Haru. Pembaca Haru pasti sudah akrab
dengan label-label yang berbeda untuk novel dari negara yang berbeda kan? Novel
ini tidak tergolong tebal, hanya 370 halaman plus data diri, catatan penulis
dan beberapa halaman dari penerbit. Tetapi, ini sudah termasuk wajar untuk
ukuran novel terjemahan. Masih ada novel yang jauh lebih tebal lagi.
How did you
experience this book?
Yah, karena
saat saya membaca buku ini saya kerap dilanda kebosanan dan ‘diganggu’ segunung
buku dan pekerjaan, jadi awalnya saya lumayan bosan. Tetapi, kemudian saya
sadar saya harus segera menyelesaikannya dan bertekad benar-benar membacanya
sampai tamat. Membaca buku ini membuat saya ikut merasakan haru biru kehidupan
Hwi Chan, bagaimana perasaannya kepada sang Kakak yang selalu setia berada di
sampingnya dan menangis untuknya, bagaimana perjalanan Hwi Chan sampai akhirnya
dia berjuang untuk membuktikan kalau dia dan mantan narapidana lainnya layak
mendapatkan kesempatan kedua. Saya kerap tertawa membaca buku ini. Namun tidak
jarang pula saya menangis, merasakan kepedihan yang dirasakan Hwi Chan dan rasa
haru atas perubahan hidup Hwi Chan.
Characters
Karakter
utama novel ini tentu saja Lim Hwi Chan. Sifatnya cukup meledak-ledak, tipikal
karakteristik anak muda. Tapi, dia juga cukup pintar dan sangat menyayangi sang
Kakak. Ada pula Kakak perempuan Hwi Chan yang sering menangisi nasib sang adik.
Namun,
karakter yang paling saya sukai adalah Ketua. Ketua, orang yang mendirikan “Morning
Star”, juga adalah seorang mantan narapidana dengan segunung catatan kriminal.
Ketua mendirikan klub tersebut dengan harapan dapat menebus kesalahan yang
telah ia perbuat dulunya, dan tentu saja membantu mantan narapidana lainnya
untuk mendapatkan kesempatan kedua di masyarakat. Saya juga menyukai sikap
Ketua yang walaupun sangat keras, tetapi dia bisa bertindak sebagai seorang
ayah bagi Hwi Chan, membantunya dalam hal apa pun, dan membimbingnya agar Hwi
Chan tetap berada di jalannya. I think he’s the father figure for Hwi Chan.
Plot
Novel ini
berpusat pada kehidupan Hwi Chan dan perubahan yang mulai terjadi kepada
kehidupannya. Dengan alur campuran, pusat novel ini tetap terpusat pada Hwi Chan dengan
kejadian-kejadian dan orang-orang di sekitarnya yang perlahan mengubah Lim Hwi
Chan.
POV
Orang ketiga
serba tahu.
Tema
Kalau
menurut saya, tema novel ini lebih ke slice of life. Artinya, karya
tersebut menceritakan kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan
menyertakan unsur reality ke dalamnya. Selain itu, novel ini juga sangat
kental akan tema drama, terutama drama Korea, dan tidak ketinggalan romance.
Yah, bagi yang tidak terlalu menyukai drama Korea, mungkin mereka akan cukup
bosan dengan perkembangan novel ini yang ‘agak’ lambat.
Quotes
Here comes
my favorite part. Ada banyak quotes berguna di dalam novel ini. Tetapi,
favorit saya adalah quote Ketua yang satu ini.
“Kita
sebagai manusia yang tidak punya apa-apa hanya mampu memberikan bantuan
ketulusan saja pada orang lain. Kami sudah bisa merasakan manfaat hidup selama
melakukan kegiatan sosial ini. Kami akan mencoba membuat Anda semua menemukan
tujuan hidup yang sebenarnya. Saya berpendapat seperti ini. Para pelaku tindak
kejahatan melakukan kejahatan bukan karena mereka diciptakan jahat dari
awalnya. Mereka hanyalah orang-orang yang merasa diasingkan dan tidak mampu
menahan keinginannya untuk terlihat hebat di hadapan orang lain.” (hal. 191)
Mungkin
lebih tepatnya disebut pidato, bukan quote ya. Tapi, menurut saya,
kata-kata tersebut tetaplah sangat berguna dan memberikan pelajaran yang bagus
sekali.
Ending
Terharu. Finally
Hwi Chan’s got his own happy ending. Hwi Chan harus melalui banyak jalan
sampai dia akhirnya mendapatkan akhir bahagianya sendiri.
Pertanyaan
Kapan Nuna
(kakak perempuan dalam bahasa Korea) akan menikah?
Benefits
Manfaatnya? Banyak.
Kita bisa belajar dari Hwi Chan untuk tidak menyerah, apa pun kondisinya. Tuhan
itu selalu mengawasi manusia, dan pertolongan-Nya bisa dalam bentuk apa pun. Setiap
orang patut mendapatkan kesempatan kedua, termasuk mantan narapidana. Jika masyarakat
bisa memberikan kesempatan kedua, mereka pasti dapat kembali ke jalan yang
benar dan hidup dengan lebih baik. Dan jangan pernah meninggalkan orang
terdekat kalian ketika dia berada dalam kesulitan, seperti Nuna yang
selalu berada di samping Hwi Chan dalam keadaan apa pun.
So far saya suka
novel ini. Ada pelajaran tentang hidup yang bisa saya ambil dari membacanya. Terimakasih
sudah menulis karya yang penuh makna dan pelajaran ini, Lim Se Hyuk-ssi.
Dan terimakasih kepada Penerbit Haru yang sudah menerbitkannya di Indonesia.
Saya tunggu karya lainnya yang penuh makna dan pelajaran.
4 out of 5
stars untuk
novel yang bermakna dan kaya akan pelajaran tentang kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar