Sabtu, 23 Agustus 2014

The Chronicles of Audy: 21 [Book Review]



“Kamu adalah seseorang yang bisa membuktikan, kalau keluarga itu bukan hanya orang-orang yang dihubungkan dokumen.”


Mbak Orizuka kembali lagi dengan novel terbarunya dari The Chronicles of Audy. Sekali lagi mbak Orizuka mengajak kita untuk bertemu Audy–mahasiswi semester akhir yang dibuat galau bukan hanya karena skripsi, tapi juga empat cowok keren nan unik yang tinggal bersamanya. Membaca seri kedua ini tidak membuatku menyesal. Novel ini membuatku tertawa, dan juga sekaligus menangis serta terharu. Ya, terharu adalah perasaan terakhir yang kurasakan setelah membaca novel ini.

Sinopsis

Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja
sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R.
Aku sempat berhenti,
tapi mereka berhasil membujukku untuk kembali
setelah memberiku title baru: ‘bagian dari keluarga.’
Di saat aku merasa semakin akrab dengan mereka,
pada suatu siang, salah seorang dari mereka
mengungkapkan perasaannya kepadaku.
Aku tidak tahu harus bagaimana!
Lalu, seolah itu belum cukup mengagetkan,
terjadi sesuatu yang tidak pernah
terpikirkan oleh siapapun.
Ini, adalah kronik dari kehidupanku
yang semakin ribet.
Kronik dari seorang Audy.

The Chronicles of Audy: 21 merupakan novel kedua dari seri The Chronicles of Audy. Novel ini juga merupakan novel ke-22 yang diterbitkan oleh mbak Orizuka. Novel ini kembali mengisahkan tentang Audy–mahasiswi semester akhir yang ribet dengan tak hanya skripsi, tapi juga para cowok keren nan unik yang mempekerjakannya sebagai babysitter-garis-miring-pembantu. Dua bulan telah berlalu sejak dia hampir keluar dari kehidupan 4R. Namun, akhirnya dia kembali lagi ke rumah 4R– Regan, Romeo, Rex, dan Rafael–yang bisa dikatakan keren, dan juga unik. Mereka semakin akrab, seperti keluarga sendiri.
Walaupun mereka mulai mengenal satu sama lain, buktinya Audy belum mengenal keempat bersaudara itu sepenuhnya. Audy dihadapkan pada berbagai pilihan dan cerita yang dimiliki keempat bersaudara tersebut–Regan yang terlihat tegar dan kuat demi adik-adik dan tunangannya, Romeo yang ternyata menyimpan fobia dan memilih untuk mengurus dirinya sendiri, Rex yang walaupun jenius dan mandiri namun sangat kesepian dan egois, serta Rafael yang sebenarnya masih memiliki sifat umum para bayi seumurnya. Kapal 4R1A memang sempat goyah dan hampir karam, namun kapal itu pun kembali berlayar dengan nama baru, 21. 

First Impression

Seri kedua novel ini menghadirkan cover yang cukup eye-catching menurutku. Covernya dihiasi dengan kapal 4R1A dengan Audy duduk di tengahnya lalu empat bendera yang melambangkan 4R. Berbeda dengan seri sebelumnya, seri kedua ini didominasi dengan warna biru yang menurutku–sekali lagi–eye-catching. Mas Bambi mendesainnya dengan sangat bagus. Keren, mas! *thumbs up*

How did you experience this book?

Sekali lagi terfokus pada kehidupan Audy di dalam keluarga Rashad dengan keempat cowok keren namun unik plus jenius yang sukses membuat Audy–dan aku sendiri–dibuat minder karena mereka. Membaca novel ini membuatku berpikir kalau keluarga bisa dibentuk bukan hanya karena dokumen atau darah. Tapi juga hal lainnya. Melewati kesedihan dan kegembiraan bersama, saling memahami satu sama lain walaupun terkadang ada perselisihan kecil. Aku sering menemukan diriku tertawa dan hampir menangis karena terharu saat membaca novel ini. Untung kemarin saat menunggu giliran donor darah sambil membaca novel ini, aku tidak dianggap sinting.

Characters

I can say no more for them. Audy–si mahasiswi akhir UGM yang galau dengan skripsi dan juga para cowok 4R–sukses membuatku tertawa dengan bagaimana dia bertahan dan mencoba memahami keempat bersaudara tersebut. Regan adalah pengacara sukses, dan sangat sayang pada adik-adiknya dan Audy. Aku ingin punya kakak seperti itu. Romeo–si hacker, gamer, dan anak tetangga bagi Audy yang membuatnya merasa menjadi peran antagonis–juga cukup menarik menurutku. Dia memang cocok menjadi sahabat Audy di rumah itu. Rex–si anak SMA jenius, egois, dingin, dan berpandangan ke depan–sukses bikin Audy–dan aku sendiri–kelimpungan dengan cara berpikirnya yang kelewat dewasa. Kasihan Audynya, Rex! Lalu si bungsu dari 4R! Rafael Rashad–si anak 4,5 tahun jenius a.k.a mesin foto kopi unggul yang bisa menyerap apapun dan membuat Audy semakin terlihat bodoh dengan kubik-rubik dan segudang kejeniusannya yang lain–dalam seri ini, cukup patuh dan paling dekat dengan Audy.

Masih ada Maura, tunangan Regan yang di seri ini tampil di tengah cerita dan menciptakan klimaks yang lain untuk kehidupan Audy. Jujur saja. Membaca adegan Maura berbicara dengan Audy membuatku terharu, dan hampir menangis. Maura tidak hanya cantik, tapi juga pengertian, lembut, dan dewasa. Andai aku punya kakak sepertinya juga. Dan yang terakhir, ada sahabat baik Audy, Missy yang mirip dengan Megan Fox. I like the way Missy is always there for Audy. Aku suka bagaimana Missy selalu memberikan dorongan kepada Audy dalam segala hal, kecuali skripsi tentunya!

Aku paling suka Rex dan Romeo. Aku suka cara Romeo bisa menjadi sahabat Audy di rumah 4R tersebut. Aku masih tetap berpikir jangan-jangan Romeo juga sebenarnya suka Audy. Dan tentunya sebagai cewek, aku suka dengan Rex walaupun kadang sifatnya itu bikin aku dan Audy kelimpungan dan kebingungan. Oh Rex, you’re so cool

Plot

Terdapat beberapa twist yang membuat seri kedua ini semakin menarik. Dan justru itu alasan mengapa aku bisa tertawa dan terharu saat membaca novel ini.

Aku membacanya hanya dalam waktu sekitar 3 hari. Mungkin cukup lama mengingat aku sering menghabiskan satu novel atau beberapa volume komik dalam waktu satu hari. Well, paling enggak aku kemarin enggak diusir karena ketawa sendiri sambil membaca novel ini.

Secara keseluruhan, aku suka plotnya. Dengan berhasil membuatku tertawa dan terharu, aku sangat puas dengan seri kedua ini, seperti seri pertama yang sebelumnya.

POV

Orang pertama dari Audy Nagisa.

Tema

Keluarga, drama, dan tentu saja romance. Tentang keluarga yang bisa ditemukan tanpa memiliki hubungan darah maupun karena dokumen. Drama keluarga dan romance yang tentunya menghiasi novel ini. 

Quotes

Oke. Ada beberapa quotes yang kusuka. Tapi quote favoritku adalah…

“Kamu adalah entitas yang jadi kelemahan sekaligus kekuatanku; yang membuatku merasa lebih hidup.”

Mau tahu siapa yang bilang itu? Baca novelnya aja deh!

Ending

Sangat puas. Terharu. Walaupun aku masih merasa kurang, apalagi tentang kelanjutan kisah cinta Audy dengan skripsinya dan salah satu dari ketiga bersaudara itu (Rafael bukan termasuk karena dia terlalu kecil. Nanti jadi pedofilia dong). Mbak Orizuka, ada kelanjutannya nggak? Mau dong kalo ada kelanjutannya. Gara-gara baca yang kedua ini, aku sempat membayangkan membuat fanfiction tentang kisah R dengan Audy. Okay, I can’t mention names here or it will be spoiler!

Pertanyaan

Romeo, kamu naksir Audy apa enggak sih?

Benefits

Dengan membaca novel, aku belajar cukup banyak tentunya. Seseorang terhubung menjadi sebuah keluarga dengan yang lain bukan hanya karena memiliki hubungan darah ataupun dokumen semata. R4 membuatku berpikir untuk bisa lebih mandiri dan tegar untuk mereka yang mencintai dan kucintai. Serta tentunya Rafael mengajariku jangan dewasa saat waktunya. Romeo, you got to take some responsibility for your influence on him. Tapi justru itu yang membuat cerita ini semakin menarik.

So far, seri kedua ini sangat memuaskan. Aku masih merasa kurang dengan kisah Audy yang lainnya. Mbak Orizuka, rencana bikin yang ketiga apa enggak?


1 komentar:

Astari karnedy mengatakan...

keren! aku juga pikirannya sama yang kaya kamu tulis yang soal 'Romeo, kamu naksir Audy apa enggak sih?' nah aku juga penasaran kenapa hahaha