Senin, 02 Mei 2011

FANFICTION - JAEJONG VS HYUNJOONG



ONE SHOT – THE REVENGE
Author : Yuya
Genre : Romance, tragedy, slice of life, action

Main Cast :
Hero Jaejong
Park Jungmin
Kim Hyunjoong

Supported Cast :
Lee Hyeri (OC)
Choi Sunni (OC)
Heo Youngsaeng
Kim Kyujong
Kim Yoori (OC)
Lee Jaejin

Length : One Shot
Rating : PG-15
Discalimer: I hope Hyunjoong oppa is mine, but in reality it’s not. Only in this fanfiction, he belongs to me *dihajar triple s sedunia*

*************************
Peti mati itu telah dimasukkan ke dalam kuburannya. Yeoja itu tak akan pernah menunjukkan senyumnya lagi pada kekasihnya. Seorang namja tengah menatap dari jauh prosesi pemakaman itu. Yeoja yg baru saja dimakamkan adalah kekasihnya. Seseorang telah membunuhnya beberapa hari yg lalu.
”Yoori, aku bersumpah akan membalas kematianmu”, kata namja itu. Dia pun berlalu pergi meninggalkan pemakaman itu.

**************************
Lima Tahun Kemudian..............
”Kau lama sekali, Jaejong!” Kata Jungmin pada Jaejong yg baru saja datang.
”Mianhae. Tapi aku harus mengurus beberapa hal”, jawab Jaejong.
”Padahal udah lama banget kau baru bisa pulang ke Korea”, kata Jungmin kecewa.
”Ne. Kali ini aku pulang untuk membuat perhitungan dengan dia”, jawab Jaejong pelan.
”Kau masih ingin mencarinya? Lupakanlah”, kata Jungmin.
”Lupakan? Mana mungkin? Kau yg paling tahu kalau aku sangat membencinya karena dia telah membunuh Yoori kan?” Kata Jaejong keras.
Jungmin hanya terdiam. Dia tahu benar bagaimana perasaan sahabatnya itu atas meninggalnya Yoori. Tapi dia juga tak ingin sahabatnya itu melaksanakan balas dendamnya. Bagaimanapun, jaejong adalah sahabatnya sejak kecil.
”Arasso. Aku nggak akan menentangmu lagi”, kata Jungmin akhirnya. Dia hanya bisa mengikuti kemauan Jaejong.
Jaejong tersenyum puas. Bagaiamanpun juga, dia membutuhkan bantuan Jungmin yg bekerja sebagai polisi. Dia ingin menemukan orang yg telah membunuh kekasihnya itu.
Tiba-tiba saja, terdengar keributan dari luar kafe tempat Jaejong dan Jungmin berada. Mereka berdua pun keluar untuk melihatnya. Saat mereka keluar, orang-orang telah berkerumun mengelilingi sesuatu.
”Silyehamnida, saya polisi. Ada apa ini?” Tanya Jungmin pada seorang ahjumma yg tengah cemas disana.
”Ah, tiba-tiba yeoja itu jatuh dan memegangi dadanya. Kami tak tahu harus bagaimana”, jawab ahjumma itu.
”Mungkin karena jantungnya?” Tebak Jaejong.
”Bisa jadi kan?” Ucap Jungmin setuju.
Tiba-tiba, seorang namja memaksa masuk ke tengah kerumunan. Jaejong tak bisa melihat wajah namja itu. Dia hanya bisa mendengar suaranya berbicara dengan yeoja itu.
”Hyeri, lain kali kalo mau keluar beritahu dulu. Kamu kan lagi sakit”, kata namja itu.
”Kayaknya yeoja itu udah ada yg jemput”, kata Jaejong pada Jungmin.
”Eh, jinja? Mana?” Tanya Jungmin. Jaejong hanya menjawab pertanyaan Jungmin sambil menunjuk seorang namja yg tengah menggendong yeoja itu.
Lalu terlihat namja itu membungkukkan badannya. Dan Jaejong melihat wajahnya. Dia kenal siapa itu.
”Ketemu kau, Kim Hyunjoong!” Kata Jaejong dengan nada marah. Jungmin hanya terdiam. Dia hanya berharap temannya itu tidak bertindak lebih jauh lagi.

******************************
”Kamu jangan membuatku cemas lagi, Hyeri!” Kata Hyunjoong kesal.
Yeoja yg tengah digendongnya itu hanya diam. Dia masih memegangi dadanya.
”Mianhae. Tapi aku bosan di kamar terus”, jawab Hyeri dengan wajah cemberut. “Aku ingin bisa memotret seperti dulu”.
Hyunjoong hanya bisa terdiam. Wajah Hyeri terlihat sangat sedih. Jantung Hyeri memang dalam keadaan tidak baik sejak enam tahun yg lalu. Dokter mengatakan entah kenapa jantung Hyeri tiba-tiba menjadi lemah. Hyeri juga mulai gampang sekali sakit dan pingsan.
“Mianhae, Hyeri. Aku nggak bisa berbuat apapun untukmu. Padahal aku sudah berjanji pada eommamu sebelum dia berangkat ke luar negeri”, batin Hyunjoong. “Anio. Yang penting sekarang kamu nggak apa-apa. Kamu mau makan es krim?” Kata Hyunjoong.
”Ne.... Mau banget! Tapi oppa yg traktir kan?” Canda Hyeri.
”Arasso. Tapi kalo gitu, kamu harus nurutin semua kata-kataku”, jawab Hyunjoong pelan. Hyeri hanya tersenyum. Dia pun melingkarkan tangannya lebih erat di leher Hyunjoong.
Tanpa diketahui Hyeri, Jungmin dan Jaejong mengikuti mereka. Sebenarnya Hyunjoong tahu kalau dia diikuti. Tapi dia hanya diam saja. Dia tak ingin mengejutkan Hyeri dan mengganggu kesenangannya. Dia tetap membiarkan mereka mengikutinya bahkan setelah mereka meninggalkan penjual es krim langganan Hyeri.

*********************************
Selama beberapa hari, Hyunjoong terus diikuti oleh Jaejong dan Jungmin. Hyunjoong tahu ada yg mengikutinya. Tapi dia tak tahu siapa sebenarnya yg mengikutinya. Yang dicemaskan Hyunjoong hanyalah kesehatan Hyeri yg selama beberapa hari terus menurun.
”Hyeri, kau harus minum obatmu!” Pinta Hyunjoong pada Hyeri di suatu sore saat mereka tengah berada di sebuah kafe.
”Ne. Tapi aku pasti nggak akan sembuh”, jawab Hyeri pelan.
”Tapi........”
”Udah ah! Gomawo oppa udah perhatian padaku. Tapi oppa juga harus memperhatikan diri oppa juga. Liat aja! Gara-gara ngurus aku, nggak yeoja yg mau deket sama oppa kan?” Ucap Hyeri.
Hyunjoong hanya terdiam. Tiap kali Hyeri menyinggung masalah pribadinya, dia hanya bisa diam.
”Andai kamu tahu siapa yg ada di hatiku”, batin Hyunjoong.
Dari meja seberang, Jaejong terus mengamati mereka berdua. Selama beberapa hari dia mengikuti Hyunjoong, dia terus bersama dengan Hyeri. Dia bisa melihat kalau Hyunjoong sangat menjaga yeoja itu. Tapi dia merasa pernah melihat wajah yeoja itu di suatu tempat.
”Jungmin, apa mungkin kalau yeoja itu teman lama Yoori?” Tanya Jaejong pada Jungmin.
”Anio. Coba aja kau liat di album foto milik Yoori”, ucap Jungmin sambil menunjuk sebuah album foto yg berada di dalam laci.
Jaejong dengan segera membuka laci meja tersebut. Dilihatnya sebuah album foto dengan nama Yoori disana. Dia pun mengambil album itu dan mulai memeriksa. Semua wajah itu sangat dikenalnya. Dia tahu mereka karena mereka berasal dari SMA yg sama. Begitu juga dengan Hyunjoong. Lalu matanya tertuju pada sebuah foto dimana Yoori tengah bergaya dengan beberapa teman sekelasnya dan dia. Dia mengenali wajah yeoja berambut pendek yg terlihat muram. Dia pun berniat menanyakannya pada Jungmin.
”Jungmin, kau kenal yeoja ini?” Tanya Jaejong sambil menunjukkan foto mereka pada Jungmin. Jungmin mengamati wajah yeoja itu sebentar. Kemudian dia terlihat mengingat sesuatu.
”Ne. Namanya Lee Hyeri. Dia dari klub fotografi, sama dengan Hyunjoong. Kalo nggak salah, mereka berdua kan dekat......”
Jungmin menghentikan perkataannya. Dia tengah mengingat sesuatu. Tapi kelihatannya Jaejong sudah tak tertarik lagi dengan pembicaraan tentang Hyeri.

**********************
Jaejong kembali mengikuti Hyunjoong begitu dia melihatnya keluar dari sebuah toko. Kali ini dia sendirian. Jungmin tengah mengerjakan tugas lain. Jaejong terus mengikuti kemanapun Hyunjoong pergi. Tapi tak pernah sampai di tempat tinggalnya. Sampai di sebuah gudang tua, Hyunjoong menghilang. Jaejong lalu masuk ke gudang tua itu dan mencari Hyunjoong di semua sudut. Tapi tak ketemu. Disaat dia berniat meninggalkan tempat itu, tiba-tiba dia melihat Hyunjoong tengah berdiri di hadapannya.
”Jadi, kau yg mengikutiku selama ini?” Tanya Hyunjoong. ”Siapa kau?”
”Kau tak ingat padaku sama sekali kah? Apa kau tak ingat yeoja yg kau tembak lima tahun yg lalu?” Jawab Jaejong kesal. Dia tak menyangka kalau Hyunjoong akan melupakan kejadian lima tahun yg lalu.
”Tak penting bagiku mengingat wajah targetku”, jawab Hyunjoong. ”Lalu kau mau apa?” Tanya Hyunjoong tenang.
”Mau apa? Tentunya membalas kematian yeojachinguku, Kim Yoori!” Jawab Jaejong.
Jaejong segera mengeluarkan sebuah pistol yg berada di sakunya. Dia pun menodongkannya pada Hyunjoong. Dia kembali mengingat hari dimana Yoori tertembak.
”Kau nggak akan bisa menembakku. Amatiran sepertimu, nggak akan bisa melakukannya”, kata Hyunjoong dengan nada tenang.
”Kita liat aja”, jawab Jaejong kesal.
Di kepalanya sekarang hanya ada balas dendam atas kematian Yoori. Ingin rasanya dia meledakkan kepala Hyunjoong sekarang juga. Dia terus menodongkan senjatanya tanpa rasa takut sama sekali.
Tiba-tiba Hyunjoong berjalan mendekatinya. Dia terus berjalan semakin dekat. Jaejong pun mulai gugup. Dia pun menarik pelatuk senjatanya.
”Jangan mendekat!” teriak Jaejong. Hyunjoong pun menghentikan langkahnya.
”Aku ingat. Kau kekasih Kim Yoori, Kim Jaejong. Kau mau tahu kenapa aku membunuhnya? Karena dia adala targetku”, jawab Hyunjoong. ”Aku adalah pembunuh bayaran dan ada yg memintaku untuk melenyapkannya”.
Jaejong terdiam. Dia sama sekali tak menyangka kalau ternyata ada yg berniat mengincar Yoori. Yang selama ini diketahuinya, Yoori adalah yeoja yg sangat baik.
”Jadi, karena uangkah?” Tanya Jaejong.
”Aku juga punya alasan pribadiku sendiri”, jawab Hyunjoong.
Jaejong terdiam. Da pun menarik pelatuk senjatany semakin erat. Dan jarinya melepaskan pelatuk itu perlahan.
”Ini....balas dendamku”, kata Jaejong pelan.
Sebuah peluru meluncur dengan cepat ke arah Hyunjoong. Tapi Hyunjoong sama sekali tak bergerak. Dia tetap berada di tempatnya semula. Lalu tiba-tiba, seseorang berdiri di depan Hyunjoong. Hyunjoong sangat terkejut. Dia mengenal yeoja itu. Yeoja di depannya itu telah berlumuran darah. Peluru tepat mengenai dada yeoja itu. Jaejong juga sangat terkejut. Dia tak menyangka sama sekali kalau akan ada orang yg melindungi Hyunjoong.
”Hyeri!” Teriak Hyunjoong.
Tubuh Hyeri jatuh ke tanah. Dengan segera Hyunjoong segera menangkapnya. Hyeri tengah bersimbah darah. Tapi dia masih hidup.
”Jae....jong!” Panggilnya.
Jaejong segera tersadar. Perlahan dia berjalan menuju ke arah mereka berdua. Dia menatap Hyeri.
”Kau kan? Lee Hyeri?” Tanya Jaejong.
”N...ne.... To....tolong....jang...an....bunuh...opp...oppa”, kata Hyeri lirih.
”Wae? Kau teman kami. Tapi kau membela pembunuh sahabatmu sendiri”, tanya Jaejong.
”Hyeri, jangan bicara! Aku akan meminta Kyujong kemari”, kata Hyunjoong pelan.
”An....anio, oppa! Walau..... ak....aku hidup.....sem...entara...waktu, tap....pi aku juga akan ma... mati juga”, jawab Hyeri.
”Lee Hyeri, aku ingat kalau kau dan Yoori adalah teman baik. Tapi kau malah melindungi pembunuh ini. Wae?” Tanya Jaejong sedih.
”Hyun... Hyunjoong oppa buk... kan kayak gitu! Ka.... kamu.... tanyakan pada.....Sun....Sunni!” Jawab Hyeri. Darah keluar semakin deras dari tubuhnya.
Tiba-tiba saja, Hyunjoong merasa kalau nafas Hyeri semakin memburu. Dia mulai kesulitan bernafas. Menyadari hal itu, Hyunjoong berniat membawa Hyeri ke rumah sakit. Tapi Jaejong kembali menodongkan senjatanya pada Hyunjoong.
”Aku belum menyelesaikan urusanku denganmu”, kata Jaejong.
”Apa itu penting? Yang lebih penting itu nyawa Hyeri!” Teriak Hyunjoong.
Jaejong terdiam. Dia pun melepaskan pelatuk pistol itu. Dan kali ini dia tak meleset. Hyunjoong terkena peluru itu tepat di kakinya.
”Sekarang, apa yg akan kau lakukan?” Tanya Jaejong.
Hyunjoong yg tertembak sama sekali tak bergerak. Lalu dia pun menyeret kakinya. Dia memaksakan kakinya berjalan.
”Hyeri, oppa akan membawamu ke rumah sakit”, bisik Hyunjoong. Dia sama sekali tak merasakan sakit. Dia terus menyeret kakinya meninggalkan Jaejong.
Tapi tak lama kemudian, Jaejong kembali menembakkan peluru. Kali ini tepat mengenai dada Hyunjoong. Seketika dia langsung roboh. Hyeri yg tengah berada di gendongannya pun terjatuh. Tapi Hyunjoong masih berusaha untuk menggapai tangan Hyeri.
”Kau mau apa lagi?” Tanya Jaejong dingin.
”Rumah.... sakit!” Jawab Hyunjoong.
Hyunjoong berhasil meraih tangan Hyeri. Tapi tangannya telah dingin. Nadinya tak terdengar lagi. Hyunjoong segera bangkit dengan sisa tenaganya.Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Hyeri.
”Hye... Hyeri! Bangun!” Bisik Hyunjoong.
Tak ada jwaban. Hyeri telah meninggal dunia. Hyunjoong pun tertunduk. Lalu tiba-tiba saja, dia roboh sambil memeluk Hyeri. Hyunjoong akhirnya mati menyusul Hyeri.
********************************
Hari Pemakaman..........
Jungmin dan Jaejong mendatangi pemakaman mereka berdua. Tak terlihat eomma Hyeri sama sekali. Yang ada hanyalah teman lama mereka, Kyujong dan Sunni.
”Hyeri memintaku bertanya pada kalian berdua”, kata Jungmin setelah pemakaman selesai.
Kyujong dan Sunni saling berpandangan. Lalu Sunni pun menyerahkan sebuah surat pada Jaejong.
”Oppa, ini dari Hyeri. Sebenarnya setelah kematian Yoori, dia berniat memberikan surat ini. Tapi keadaannya nggak memungkinkan sama sekali”, kata Sunni sedih.
“Maksudmu?” Tanya Jaejong tak mengerti.
”Setahun setelah kematian Yoori, Hyeri yg tiba-tiba menghilang setelah itu muncul di rumah sakit. Dia bersama Hyunjoong. Keadaan Hyeri saat itu benar-benar lemah. Jantungnya!” Jawab Kyujong.
Jungmin hanya terdiam. Jaejong tak tahu menahu masalah menghilangnya Hyeri selama setahun.
”Lalu, mana bibi Lee?” Tanya Jaejong dingin setelah menerima surat dari Hyeri.
”Beliau, meninggal empat tahun yg lalu karena kecelakaan. Kyujong oppa dan aku yakin kalau semua itu perbuatan keluaragmu”, jawab Jungmin pelan.
Jaejong terkejut. Dia tak menyangka sama sekali kalau keluarganya telah mencelakai ibu temannya sendiri.
Beberapa saat kemudian, muncul seorang namja menghampiri mereka. Namja itu membawa dua tangkai bunga lili putih.
”Silyehamnida, Hyung dan noona. Apa ini kuburan Hyeri noona dan Hyunjoong hyung?” Tanya namja itu.
”Ne. Kau siapa?” Tanya Jungmin.
”Ah, annyeong haseo. Lee Jaejin imnida. Aku namdongsaengnya Hyeri noona. Selama ini eomma dan noona memintaku untuk nggak pulang ke Korea. Tapi seorang teman Hyunjoong hyung menghubungiku dan mengatakan kalau noona udah meninggal”, jawab Jaejin.
Mereka pun saling berpandangan. Tak ada yg merasa kalau mereka memberitahu siapapun. Selain itu, mereka juga tak mengenal Jaejin sama sekali.
Jaejin segera meletakkan bunga itu di kuburan mereka. Dia juga meletakkan sebuah foto disana.
“Hyung yg selalu menjaga noonaku. Jadi sekarang hyung juga meninggal dengan noona”, gumam Jaejin. Dia pun berdiri dari duduknya dan berbicara pada mereka.
“Gomawo kalian udah mengurus semua ini. Kamsahamnida, budi kalian akan kubalas suatu hari nanti”, jawab Jaejin. Dia pun meninggalkan tempat itu. Meninggalkan tanda tanya besar di kepala mereka.
****************************************
Jaejong tengah duduk di ruang tamu rumahnya. Dia pun membuka surat dari Hyeri. Terlihat jelas surat itu sudah sangat kumal. Dia pun mulai membacanya.

Kim Jaejong.........
Aku berniat memberitahumu sesuatu yg sangat penting. Ini tentang kematian Yoori. Aku mendengarnya langsung dari Hyunjoong oppa. Sebenarnya yg menyewa Hyunjoong oppa adalah keluargamu. Mereka ingin melenyapkan Yoori. Aku juga nggak mengerti. Saat keluargamu tahu kalau aku menyaksikan pembunuhan itu, mereka mulai mengancamku. Eommaku harus membawa adikku keluar dari Korea. Dan untuk melindungiku, Hyunjoong oppa membawaku sementara waktu menjauh dari Seoul. Percayalah kalau oppa adalah orang yg sangat baik.

Sahabatmu,

Lee Hyeri

Jaejong segera menutup surat itu. Dia telah mendengar semuanya dari Jungmin dan Kyujong. Termasuk cara-cara kotor yg digunakan oleh appanya. Karena hal itu juga, dia bertengkar dengan appanya.
”Mianhae, Hyeri! Seharusnya aku mendengarkanmu. Gomawo, tapi karena aku kau kehilangan ibumu”, gumam Jaejong. Sekarang yg bisa dia lakukan hanyalah memberikan surat itu pada Jungmin sebagai bukti kesalahan appanya.
****** THE END *****

### EPILOG ###
”Gomawo karena hyung udah memberitahuku”, ucap Jaejin pada Youngsaeng yg tengah duduk di hadapannya.
”Gawenchanayo. Itu yg harus kulakukan pada seorang teman”, jawab Youngsaeng. ”Sekarang, kau mau kemana?”
”Aku akan tinggal di aparteman Hyunjoong hyung. Hyung pernah bilang, kalau aku pulang ke Korea, aku bisa tinggal di tempatnya”, jawab Jaejin sopan. ”Kalo gitu, Silyehamnida hyung! Kamsahamnida”.
Jaejin pun meninggalkan Youngsaeng sendirian. Dia berjalan meninggalkan tempat pemakaman itu.
”Sekarang aku sudah membalas hutangku pada kalian berdua”, gumam Youngsaeng.

Tidak ada komentar: