Sabtu, 30 April 2011

FANFICTION - THE SAD BIRTHDAY




Author : Yuya
Genre : Romance, slice of life, comedy, tragedy

Main Cast :
Kim Jonghyun SHINee
Author as Lee Yoori

Supported Cast :
Minho
Taemin
Key
Onew
Choi Sunni (Fiction Character)
Park Sungrin (Fictional Character)
Lee Teuk SUJU

Length : One Shot
Rating : PG-15


*Author’s POV
@Dorm SHINee
Riiiingg………. Riiingg…… Riinggg………. Pip……
“Jonghyun!!! Ayo bangun!!!” Perintah Onew pada Jonghyun yg masih saja tidur.
“Lima menit lagi, hyung!” Pinta Jonghyun sambil menarik kembali selimutnya.
Onew mulai kesal. Onew punya ide. Dia mengambil ponsel Jonghyun yg diletakkannya di atas meja kecil di samping tenpat tidurnya. Onew pun dengan cepat menemukan sebuah nomor yg akan membuat Jonghyun mau bangun.
“Yobbosseo (hallo)??”Ucap suara kecil di seberang.
“Ah, Yoori?? Ini Onew!” Jawab Onew
“Onew oppa? Wae (kenapa?)? Kok telepon pake nomornya Jonghyun oppa??” Tanya yeoja bernama Yoori itu.
“Bisa bantu aku? Iya. Dia susah banget dibangunin. Ne~~”, ucap Onew.
Pelan-pelan Onew meletakkan ponsel Jonghyun di samping telinganya. Dia mundur sedikit. Dia tahu apa yg akan terjadi kalau Jonghyun sudah mendengar suara siapa yg tengah marah di telepon.
“Rasakan!” Gumam Onew senang.
“Ada apa, hyung?” Tanya Taemin yg menyusul Onew ke kamar Jonghyun.
”Lihat aja. Bentar lagi ada tontonan bagus!” Jawab Onew.

Taemin mengerutkan keningnya. Dia tak mengerti dengan apa yg dimaksud oleh Onew dengan sesuatu yg menarik. Dia hanya melihat Jonghyun yg tengah tertidur pulas dengan ponsel yg menempel di telinganya.
”Oppa!!!! Ini udah jam berapa, hah??? Cepat bangun!!!” Teriak Yoori.
Mendengar teriakan itu, Jonghyun langsung terbangun. Dengan segera dilemparkannya selimut yg tadi digunakannya untuk menutupi tubuhnya. Seketika dia langsung mengambil handuk dan bersiap keluar. Tapi dia berhenti saat dilihatnya Onew dan Taemin tengah tertawa terbahak-bahak.
”Emang ada yg lucu, hyung?” Tanya Jonghyun.
Tawa Onew semakin meledak mendengar pertanyaan Jonghyun. Bahkan Key dan Minho yg tadinya telah berada di meja makan, ikut menyusul mereka karena mendengar tawa Onew.
”Ada apa, hyung?” Tanya Key.
”Saeng, Onew hyung napa?” Tanya Minho pada Taemin.
Taemin hanya menahan tawanya. Tapi akhirnya dia tertawa juga.
”Itu tadi karena Jonghyun hyung nggak bangun juga, akhirnya Onew hyung minta tolong seseorang”, jawab Taemin sambil menahan tawanya.
”Argh!! Hyung, napa malah telepon Yoori???” Protes Jonghyun.
”Biarin. Salah siapa dibangunin nggak mau. Ya terpaksa minta bantuan Yoori”, jawab Onew.
”Kan nggak perlu sampe gitu, hyung???” Kata Jonghyun kesal.
”Hyung, itu Yoori noona kan belum nutup teleponnya”, kata Taemin mengingatkan.
”Wuah!!! Gawat! Pasti ngamuk nih!!” Ucap Jonghyun.
Dengan segera dia menyambar ponselnya. Seperti yg dikatakan oleh Taemin. Yoori belum menutup teleponnya.
”Kkaja (ayo), kita pergi. Entar kita ganggu suami istri lagi berantem lagi”, ajak Onew masih dengan tawa cekikikannya.
”Tapi kan seru kalo lagi liat Jonghyun hyung ketakutan dimarahi sama Yoori noona, hyung?” Tanya Minho.
”Keluar dulu kalian!!!” Teriak Jonghyun sambil menutup pintu kamarnya.
”Wah, Jonghyun hyung lagi marah”, kata Taemin.
”Biarin aja! Bentar lagi juga nyusul dia”, kata Key sambil berjalan kembali ke meja makan. Onew, Minho, dan Taemin membenarkan pendapat Key. Mereka berempat pun menuju meja makan, meninggalkan Jonghyun yg tengah kelabakan di kamarnya.

*Jonghyun’s POV
”Mianhae, jagiya!” Kataku menyesal.
”Gimana bisa sih?? Oppa kan nggak pernah gitu”, jawab Yoori kesal.

”Soalnya aku capek banget”, imbuhku.
”Kan aku udah sering bilang pada oppa jangan sampe kecapekan”, kata Yoori kesal.
Jadi gini deh! Ini gara-gara kerjaan Onew hyung yg bangunin aku dengan menelepon Yoori. Yoori marah besar saat tahu aku bangun kesiangan. Mana janjian dengan Yoori telat satu jam lagi????
Yeoja yg tengah duduk di depanku ini bernama Lee Yoori. Kami sudah pacaran sekitar 2 tahun. Dulu dia pernah kerja paruh waktu di kantor manajemen kami. Dia memang paling anti dengan yg namanya bangun kesiangan atau malah telat.
”Oh ya, kamu ingat besok itu hari apa??” Tanyaku.
Hanya sekedar mengingatkannya kalau hari itu adalah hari ulangtahunku. Bukannya apa-apa. Tapi aku mau Yoori lah orang pertama yg akan mengucapkannya.
”Hari apa?? Emangnya ada apa, oppa?” Tanya Yoori polos.
”Huwee??? Jadi dia nggak ingat hari ulangtahunku apa??” Batinku. ”Eh ah nggak apa-apa kok!” Jawabku sekenanya.
Yoori nggak mungkin bisa nggak ingat sama sekali kan??? Dua tahun kemarin aja dia ingat terus. Napa sekarang nggak ingat??
”Oh ya oppa, bisa anterin aku pulang sekarang? Soalnya aku musti kerja”, pinta Yoori.
”Eh, ah ne.....”, jawabku singkat.
Aku pun mengantar Yoori pulang ke rumahnya. Memang sih rumahnya tak jauh dari dorm kami. Tapi tetap saja kan sebagai pacar yg baik, aku musti mengantarnya. Aku juga paham kalau Yoori harus bekerja karena ummanya yg sakit keras. Tapi apa dia nggak mau lebih lama lagi denganku???
”Gomawo, oppa!” Kata Yoori sebelum masuk ke rumah.
”Gawenchanayo”, jawabku dengan suara lesu.
Aku segera melangkahkan kakiku. Tapi tiba-tiba, aku merasakan sesuatu yg hangat di pipiku. Kulihat Yoori melepaskan bibirnya dari pipiku. Sejak kapan dia jadi seberani ini????
”Mianhae kalo aku udah buat oppa jadi kesal”, ucapnya dengan nada pelan.
”Eh, ah nggak apa-apa kok! Kan kamu musti kerja buat ummamu kan?” Jawabku.
”Gomawo oppa udah mau ngerti aku”, jawab Yoori sambil tersenyum.
”Kyeopta.....”, gumamku.
”Ne??”
Ah, nggak apa-apa kok!” Jawabku. ”Yoori, mendekat bentar”, pintaku padanya.
Yoori menurutiku. Aku pun segera menariknya ke pelukanku. Kupeluk dia dengan erat. Entah kenapa rasanya aku tak ingin melepaskannya.
”Yoori, jeongmal saranghae!” Bisikku.
”Saranghaeyo, oppa!” Jawabnya pelan.

Aku sangat senang. Kudekatkan wajahku padanya. Aku bisa melihat betapa gugupnya dia. Wajahnya merah padam karena malu. Tapi menurutku, itulah sisi manisnya. Tanpa disadarinya, dengan cepat aku langsung mencium bibirnya. Kulihat matanya terbelalak lebar. Tapi sekarang aku benar-benar ingin menciumnya. Yoori, milikku seorang!
Seyelah itu, kulepaskan bibirku darinya. Dia tak mengatakan apapun. Hanya tersenyum. Lalu dia pun masuk ke dalam rumahnya. Dan aku kembali ke dorm.

Beberapa Jam Kemudian.......
@Dorm SHINee
”Hyung, lagi berantem sama Yoori noona ya?”
Tanya Taemin.
”Anio. Emang kenapa?” Tanyaku balik.
”Tadi Sunni bilang padaku kalau dia lihat Yoori noona lagi jalan sama Teuk hyung”, jawab Taemin.
”Mwo??? Serius??” Tanyaku kaget.
”Ne.... Hyung tahu kan kalau Sunni sepupunya Yoori noona?” Jawab Taemin menegaskan.
Apa-apaan nih?? Nggak mungkin. Aku tahu benar bagaimana sifat Yoori. Emang sih sebelumnya dia suka sama Teuk hyung dari SUJU. Tapi dia udah bilang kalau dia udah nggak punya perasaan apapun ke dia. Pasti salah ini!! Harus kupastiin.
Aku segera mengambil ponselku. Dengan cepat aku segera menghubungi nomor Yoori.

”NOMOR YG ANDA HUBUNGI SEDANG SIBUK ATAU..........”

”Aigo!!! Lee Yoori, cepet angkat ponselmu!!” Teriakku kesal.
Tak ada jawaban lagi. Kubanting ponselku ke sofa. Aku sangat kesal. Yoori selalu tahu apa yg ada di dalam kepalaku. Tapi aku tak pernah bisa tahu apa yg ada di hati dan pikirannya. Kadang aku merasa ini tak adil bagiku.
“Saeng, panggilin Sunni dong!” Pintaku pada Taemin.
”Emang mau ngapain, hyung?” Tanya Taemin.
”Panggilin cepet!!!” Pekikku keras.
”Ada apa, hyung?” Tanya Minho yg datang tiba-tiba karena mungkin dia mendengar teriakanku pada Taemin.
”Ani!!!” Jawabku kesal.
Sekarang di dorm memang hanya ada kami bertiga. Key dan Onew hyung bilang mereka sedang menjenguk keluarga mereka. Jadi mungkin mereka baru akan pulang besok atau lusa.
”Waeyo, oppa?” Tanya Sunni kebingungan.
Wajahnya terlihat sangat bingung. Mungkin Taemin menyeretnya kemari saat dia sedang menjenguk Siwon di dorm SUJU.
”Aku mau tanya, apa benar kalau kamu lihat unniemu lagi jalan dengan Teuk hyung??” Tanyaku memastikan.
”Ne.... Waktu oppa nganter unnie pulang, Teuk oppa langsung jemput dia. Katanya ada yg mau dibeli”, jawab Sunni polos. ”Oppa cemburu ya?” Tanya Sunni.
”A... Anio!!!” Jawabku.
”Terus kenapa kesal gitu, hyung?” Tanya Minho.
”Bu.... bukan urusan kalian!!” Jawabku.
”Lee Yoori, apa ini maumu mempermainkanku?? Setelah tak ingat ulangtahun pacarmu, kau pergi dengan orang lain??” Pikirku.

************************************
Beberapa saat kemudian, ponselku berbunyi. Kulihat ponselku. Sebuah nomor tak dikenal. Aku ragu apa aku akan mengangkatnya.
“Hyung, napa nggak diangkat?” Tanya Minho.
“Angkat aja. Hyung! Siapa tahu dari calon mertua hyung”, jawab Taemin.
Aku kesal dengan mereka. Mereka selalu meledekku dengan kata-kata itu. Aku memang pernah beberapa kali bertemu dengan ummanya Yoori. Tapi kan Yoori masih kuliah. Dan lagi aku masih mau bersama teman-temanku disini.
”Yobbosseo?? Ya? Ini memang benar nomor Kim Jonghyun. Wae? Rumah sakit Seoul? Mwo?? Kalian pasti salah kan? Eh ah, ne.... Aku akan segera ke sana”, kataku sambil kututup ponselku.
Lututku lemas. Aku langsung terduduk di sofa. Tak kuhiraukan pertanyaan Taemin, Minho, dan Sunni. Kepalaku kosong.
”Hyung, waeyo?” Tanya Minho.
”Apa unnie mutusin oppa?” Tanya Sunni.
”Hyung, ayo jawab!” Pinta Taemin tak sabar.
”Yoori kecelakaan”, bisikku lirih.
Aku tak tahu apakah mereka mendengarku dengan jelas. Yg pasti aku tak bisa mendongakkan kepalaku. Isi kepalaku penuh dengan Yoori. Aku tak tahu harus berbuat apa.
”Lalu itu tadi siapa, oppa?? Kenapa unnie bisa kecelakaan?” Tanya Sunni terkejut.
Aku bisa merasakan nada kecemasan dalam suaranya. Tapi aku sendiri bingung harus mengatakan apa padanya.
”Itu tadi..... orang dari rumah sakit Seoul.
Dia bilang..... Yoori tertabrak mobil..... saat dia.......”, aku tak mampu meneruskan kata-kataku. Airmataku jatuh. Waeyo, Yoori??? Kau pernah bilang akan selalu ada di sisiku kan??
”Hyung???” teriak Minho dan Taemin.
Aku tak mempedulikan mereka lagi. Aku segera berlari  keluar sambil menyambar kunci mobilku. Aku bergegas masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesinnya. Tak kupedulikan sama sekali teriakan Minho dan Taemin yg melarangku pergi. Yang jelas, hanya Yoori yg ada dalam pikiranku.
Kupacu mobilku dengan cepat. Aku bahkan sudah tak peduli lagi dengan  rambu lalu lintas. Aku bahkan tak peduli aku menyerempet siapa atau apa. Hanya Yoori yg ada dalam pikiranku.
Beberapa menit kemudian, aku sampai di rumah sakit Seoul. Kakiku lemas saat aku berjalan ke ruangan Yoori dirawat. Tapi yg lebih membuatku terkejut lagi, Teuk hyung sudah ada di sana, berdiri di samping seorang yeoja yg tengah menangis. Aku kenal siapa yeoja itu.
”Wae? Apa yg hyung lakukan disini?” Tanyaku lemas.
”Jonghyun, aku harus mengatakan sesuatu padamu”, kata Teuk hyung dengan nada sedih.
”Apa??? Setelah hyung menolak Yoori dan dia berpacaran denganku, hyung mau merebutnya lagi dariku??” Teriakku keras.
”Ani!! Teuk oppa nggak berniat gitu!” Jawab yeoja di sampingnya. ”Teuk oppa minta ditemani Yoori untuk membeli hadiah buatku karena hari itu adalah hari jadi kami. Oppa minta pendapatnya tentang apa yg mungkin aku sukai”, jawab Sungrin sambil terisak.
”Jadi..........”
”Aku mengantar Yoori ke tempat kerjanya setelah itu. Lalu beberapa jam kemudian, seorang dokter dari rumah sakit ini menghubungiku kalau Yoori mengalami kecelakaan”, jawab Teuk hyung pelan. ”Saat dibawa, dia masih bernafas dan terus memanggil namamu. Tapi saat kami sampai, dia sudah pergi”.
Aku langsung terduduk lemas. Air mataku jatuh. Aku menangis dalam diamku.
”Ummanya Yoori?” Bisikku.
”Aku tak berani mengatakan padanya. Aku sudah minta Siwon untuk memberitahunya,” jawab Teuk hyung. ”Sungrin, tolong berikan benda itu”.
Aku sudah tak tahu lagi apa yg tengah mereka bicarakan. Kepalaku kosong. Pandanganku kabur. Aku tak tahu harus berbuat apa.
”Jonghyun, ini dari Yoori”, kata Teuk hyung sambil menyerahkan sesuatu padaku.
Sebuah kotak terbungkus rapi dengan pita. Gambar bungkus kotak itu adalah kartunku sendiri dengan berbagai ekspresi.
”Apa ini, hyung?” Tanyaku padanya.
”Jonghyun oppa, itu dari Yoori untuk oppa. Mereka menemukannya di dalam tas Yoori”, jawab Sungrin pelan.
Dari Yoori??? Apakah ini hadiah ulangtahunku???
Sejenak aku mulai kembali ke dunia nyata. Kuperiksa kotak itu. Sebuah tulisan dengan bahasa Inggris tertempel dengan manis di sana. Kubaca tulisan itu pelan.

”HAPPY BIRTHDAY FOR MY JAGIYA. I LOVE YOU SO MUCH. YOU ARE MY LOVE, FOR NOW AND FOREVER”.

Airmataku menetes dengan deras. Kupeluk erat kotak itu. Aku sudah tak kuat lagi untuk berdiri. Pertanyaan Teuk hyung lah yg menyadarkanku.
”Kau, tak mau melihat Yoori untuk terakhir kalinya?” Tanya Teuk hyung.
”Ne.....di....mana dia?” Tanyaku terbata.
Belum sempat Teuk hyung menjawab pertanyaanku, aku mendengar beberapa orang berlari ke arah kami. Aku segera menoleh. Kulihat Onew hyung, Key, Taemin, Minho, dan Sunni berlari cepat ke arah kami. Mereka sangat terkejut saat melihat keadaanku.
”Hyung, mana Yoori noona?” Tanya Key. Mungkin karena cemas padaku, Taemin sengaja menghubungi mereka dan meminta mereka segera kembali ke Seoul.
Aku tak menjawab. Aku bahkan tak punya tenaga untuk menggelengkan kepalaku. Aku hanya bisa diam.
”Teuk hyung, mana Yoori?” Tanya Onew hyung.
Aku dengar tangis Sungrin makin terisak. Dan seketika juga, kudengar suara Sunni yg mulai menangis. Kupeluk erat kado itu.
”Hyung, aku.... mau..... lihat.... Yoori....”, pintaku dengan suara terbata-bata.
“Dia ada di kamar ini. Dokter sudah membersihkan lukanya. Tinggal kita membawanya pulang”, jawab Teuk hyung pelan.
Aku bisa merasakan atmosfer di sekelilingku berubah. Minho dan Taemin terlihat sangat sedih. Bagi mereka, Yoori adalah noona mereka. Berbeda dengan Onew hyung dan Key. Mereka berusaha menyembunyikan kesedihan mereka.
Aku segera bangkit. Masih kupeluk erat kado itu di dadaku. Jantungku berdegup lebih kencang. Aku hanya berharap kalau ini hanya salah satu kejahilan Yoori saja. Aku berharap saat aku memasuki kamar itu, Yoori akan duduk sambil tersenyum manis padaku. Aku menyeret memaksa kakiku untuk masuk. Tapi tiba-tiba, seseorang menghentikanku. Aku menoleh. Kulihat Sunni yg tengah menangis menggenggam lenganku dengan erat.
”Oppa, aku juga mau lihat unnie”, pinta Sunni sambil menangis.
”Jangan, Sunni! Biarin Jonghyun hyung duluan”, jawab Key sambil melepaskan cengkeraman tangan Sunni. Tapi itu tak berhasil.
”Tapi.......”
Aku segera melepaskan cengkeramannya. Setengah berlari aku masuk ke kamar itu. Kamar putih itu sangat dingin. Kusapukan pandanganku.
Tak ada Yoori yg tengah duduk disana. Aku segera mendekati sebuah tempat tidur. Kulihat wajah seorang yeoja yg sangat kukenal. Itu adalah Yoori. Kupegang tangannya. Sangat dingin. Wajahnya juga sangat tenang.
”Yoori?? Bangunlah. Ayo buka matamu. Aku tidak akan marah padamu. Jagiya, bangunlah!” Kataku lirih.
Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Kulitnya sangat dingin. Aku juga tak bisa merasakan hangat nafasnya. Bahkan aku tak mendengar detak jantungnya. Aku pun membisikkan sesuatu ke telinganya.
”Lee Yoori, bangunlah. Sangat sulit bagiku kalau harus kehilanganmu. Ayo buka matamu. Kalau kamu bangun, aku akan memenuhi semua keinginanmu”, bisikku lirih.
Tapi tak ada reaksi. Yoori terdiam. Tak ada senyum Yoori yg biasanya. Hanya mayat yg terbaring disana.
”Hyung, Yoori noona udah nggak ada”, bisik Key padaku. Kulihat teman-temanku masuk untuk menyusulku. Mungkin mereka khawatir padaku.
Aku hanya diam. Kulihat Sunni menangis keras. Dia memeluk tubuh Yoori. Ingin rasanya aku bisa menangis seperti Sunni. Tapi aku merasa kalau Yoori pasti tak akan mengizinkanku melakukannya.
”Jagiya, jeongmal saranghae. Seperti yg kamu katakan, you are my love for now and forever”, gumamku. “Sekalipun suatu hari nanti aku akan menemukan yeoja yg lain, tapi kau tetaplah Yooriku seorang”.

HARI PEMAKAMAN……..
@TEMPAT PEMAKAMAN
Nyonya Lee yg sudah sangat lemah tak bisa mengantar Yoori. Dia digantikan oleh Siwon yg masih merupakan keluarganya. Sunni terus menangis. Tak terkecuali Sungrin. Teuk hyung juga datang bersamanya. Tak terkecuali teman-temanku satu grup di SHINee dan juga anak-anak SUJU.
Aku hanya bisa menangis dalam diamku. Kado ulangtahun dari Yoori masih kupeluk dengan erat. Bahkan saat aku tidur pun aku tetap memeluknya. Aku takut kalau aku melepaskannya, aku akan kehilangan Yoori.
Setelah kami tiba di dorm, aku tetap memeluk kado itu. Aku hanya duduk diam di dalam kamarku. Aku masih sangat kehilangan dia. Teman-temanku yg mungkin sangat khawatir padaku, berusaha menghiburku. Mereka membuat sebuah pesta ulangtahun kecil untukku di dorm.
”Hyung, kado dari Yoori noona nggak dibuka aja?” Tanya Taemin.
”Eh, ah apa? Dibuka?” Tanyaku memastikan.
”Ne... Yoori kan udah sempetin beli buat hyung. Jadi musti dibuka dong!” Imbuh Key.
“Jangan bilang kalau kamu nggak mau buka”, kata Onew hyung.
“Hyung, buka aja. Siapa tahu kadonya bagus”, timpal Minho.
Membukanya? Selama ini aku belum berpikir untuk membuka kado dari Yoori. Hari ini adalah hari ulangtahunku, tapi juga hari dimana aku kehilangan Yoori. Pelan-pelan, aku pun membuka bungkus kado itu. Aku tak menyobeknya dengan paksa karena aku tahu Yoori pasti membuat bungkusnya khusus dan dirancangnya sendiri. Sebuah kotak berukuran sebesar kotak sepatu ada di hadapan kami. Aku segera membukanya. Kulihat ada sebuah CD dengan tulisan Yeongwonhi. Lalu sepucuk surat, sebuah kaos berlengan pendek, syal, dan sebuah wristband. Aku tahu pasti Yoori yg membuatnya sendiri. Tanpa terasa, air mataku mengalir lagi.
“Hyung, mau dibaca suratnya dulu atau liat CD nya?” Tanya Key.
“Taemin, kau yg baca aja suratnya”, pintaku pelan.
”Eh, tapi hyung.........”
”Udah turutin aja apa katanya”, kata Onew hyung.
Taemin mengambil surat itu. Surat itu dibungkus dengan amplop warna biru dengan gambar kartun chibiku disana. Aku tahu pasti Yoori membuatnya sendiri.

Dear namjachinguku......
Saengil chukkae hamnida kuucapkan untukmu. Aku berharap agar kamu sehat selalu, tetap memiliki banyak fans, dan juga sukses dengan karirmu. Aku selalu mendo’akanmu dari jauh. Mianhae kalau aku sering nggak datang ke konsermu.
Tak terasa sudah dua tahun kita pacaran. Kamu yg sering mengeluh karena tak pernah mengerti pikiranku memang sedikit kekanakan. Tapi itulah sisi manismu. Kamu yg telah menyembuhkan luka hatiku dan menyadarkanku akan adanya cinta sejatiku, adalah orang yg paling berharga bagiku.
Jonghyun oppa, aku hanya dapat memberikan benda-benda murah dan kecil ini untukmu. Aku tahu kamu pasti sudah mendapatkan yg lebih mahal dan lebih baik dari ini. Tapi aku tetap berharap, saat musim dingin kamu akan memakai syal buatanku, saat senggang kamu bisa memakai kaos ini, dan juga wristband yg dulu pernah kamu berikan padaku. Sekali lagi saengil chukkae hamnida untuk namjachinguku yg tercinta. Semoga kamu sehat selalu.

With all my love for you,

Yeojachingumu

Aku menangis. Dia mendapatkan semua ini untukku. Padahal dia masih harus menyisihkan uang gajinya untuk obat ummanya. Tapi dia malah khusus memesan kaos ini untukku. Kulihat air mata Taemin menetes. Aku tahu benar kalau dia sudah menganggap Yoori seperti noonanya sendiri.
”Sekarang giliran CD nya”, kata Key memecah kesunyian.
Minho mengambil CD itu dari kotak. Dia membuka bungkusnya lalu meletakkannya di player. Begitu mulai, terdengar lagu kami yg berjudul Hello dimainkan. Lalu muncul foto-fotoku bersama Yoori, teman-temanku, bahkan aku yg tengah sendirian. CD itu hanya berdurasi 5 menit dengan foto-fotoku. Dan penutup dari CD itu adalah Yoori yg tengah menyanyikan lagu ulangtahun untukku.
Saat aku menontonnya, aku sudah tak sanggup membendung air mataku. Ternyata dia sudah menyiapkan kejutan jauh sebelum hari ulangtahunku. Dia berpura-pura tak ingat agar bisa memberikan kejutan ini padaku. Tapi aku sudah merasa tak kuat untuk menontonnya. Aku pun meminta Minho mematikannya.
”Saeng, tolong matikan”, pintaku pelan.
”Tapi kan belum selesai, hyung!” Jawab Minho.
”Matikan saja!” Kataku menegaskan.
Sebelum Minho mematikan player itu, aku mendengar suara Yoori. Kulihat Minho tak mematikannya. Lalu aku menoleh ke layar televisi. Kulihat Yoori memakai baju yg pernah kuhadiahkan padanya. Dia tengah mengucapkan sesuatu.

”Jonghyun oppa, aku tahu aku sudah menulis surat. Tapi aku merasa kalau itu saja sudah tak cukup. CD ini berisi foto-fotomu. Aku sudah menyusunnya dari pertama kali kita bertemu. Mianhae kalau aku sering membuat oppa kesal. Tapi oppa juga sering membuatku cemburu sih! Jadi kita seri. Oh ya, saengil chukkae hamnida jagiya. Jaeongmal saranghaeyo. Yeowonhi, Jonghyun oppa!”

Lalu CD itupun selesai. Aku tak mampu berkata apa-apa lagi. Kulihat teman-temanku juga terdiam. Kuambil benda-benda itu. Lalu kupeluk erat.
”Jeongmal saranghaeyo, yeojachinguku! Yeowonhi. Seperti yg kamu bilang, kamu adalah cintaku, baik sekarang dan selamanya”, gumamku lirih.
Aku pun akhirnya dapat menangis keras. Rasanya beban di hatiku menghilang sudah.
******************************

1 tahun Kemudian......
Hari ini adalah hari ulangtahunku. SHINee sedang mengadakan konser di Seoul. Banyak para Shawol yg datang untuk kami. Lalu tiba pada saat teman-temanku membawakan sebuah kue coklat ke atas panggung dengan diiringi lagu ulangtahun. Aku sangat terharu. Key menyerahkan mikrofon dan memintaku berbicara pada para fans.
”Gomawo kalian sudah menjadi penggemar kami dan juga aku. Gomawo kalian sudah datang kemari dan menonton konser kami. Potongan pertama kue ini akan kuberikan pada seseorang yg sudah pergi jauh dariku, yeojachinguku, Lee Yoori. Seperti yg kalian tahu, tahun lalu dia meninggalkanku sendirian di hari ulangtahunku karena kecelakaan. Tapi aku sudah tak sedih lagi. Karena ada kalian, teman-temanku, dan keluargaku. Gomawo untuk kalian”, ucapku.
Aku mendengar sorakan dari seluruh ruangan. Lalu aku pun meniup lilin itu. Hanya satu permintaanku.
”Yoori, berikan aku kekuatan agar aku dapat menghadapi hidup dengan tegar dan ceria sepertimu. Dan berikan aku cahayamu agar aku tetap bisa menghibur dunia”, gumamku lirih.
Lalu tiba-tiba, suara Yoori terdengar di seluruh ruangan. Ternyata Onew hyung dan Key yg meminta staf untuk memutarkan CD hadiah dari Yoori. Lalu sebuah foto Yoori ditampilkan di layar besar di belakang kami.
“Yoori, lihatlah aku dari atas sana. Jagiya, jeongmal saranghae. Kamu adalah cahayaku, bintangku, dan orang berhargaku. Semoga kamu tenang di atas sana”, ucapku lirih.

***** THE END *****

Fanfiction ini aku persembahkan untuk ulang tahun Kim Jonghyun SHINee. Sekalipun bukan Shawol, tapi semoga kau tetap dapat menghibur kami semua.



Tidak ada komentar: